![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOrLlICxx9r_AG9ULfNXxijqaqchjhsbBRfKnrS1RPR9kxBgKSQWa-nYF1cfy_Rdd4cmFChqJQ118QKIbiS-6vACWtPSqHyrl505_sasoOLl9sRkvWbaVJOQvVnY7h8kirm_zlS0I-W-c/s640/IMG_4597.JPG) |
Pengukuran posisi menggunakan Metode GPS Geodetik di dalam Kawah Gunung Kelut |
Halo teman-teman, Vulcanotale #2 kali ini mau membahas brief story pengalaman pribadi kuliah lapangan di Gunung Kelut, Jawa Timur. Inget nggak sih, tahun 2014 gunung ini pernah erupsi eksplosif sangat masif, bahkan di Jogja, abu vulkaniknya jauh lebih tebal dari erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang lokasinya lebih dekat. Nah, akhir tahun-awal tahun 2017-2018, aku bersama para pejuang unyu Geofisika UGM 2014 berkesempatan untuk Kuliah Lapangan disana. Yuk simak cerita nya 😊😊😊
|
Pemandangan dari dalam Kawah Gunung Kelut (Desember, 2017)
|
Mahasiswa Geofisika UGM secara garis besar harus melewati 4 kuliah lapangan (fieldwork) besar selama 4 tahun kuliahnya (normal,kebanyakan lebih, termasuk aku 😂). Yang pertama ada Kuliah Lapangan Geologi (Karangsambung) di tahun kedua, Kuliah Lapangan Nonseismik (Pacitan) di tahun ketiga, dan di tahun keempat ada Kuliah Lapangan Fisika Gunung Api (tentatif) serta Fieldcamp (tentatif).
Bulan Desember, di tiap akhir tahun, Geofisika UGM mempunyai agenda tahunan yakni melaksanakan Kuliah Lapangan Fisika Gunung Api (FGA). Lokasinya berbeda-beda sesuai yang telah direncanakan setiap angkatan. Lokasinya dapat dimana saja, asal ada tanda-tanda kehidupan gunung api di bawah permukaan yang parameter fisis nya dapat dideteksi oleh alat-alat kami. Geofisika UGM pernah melaksanakan kuliah ini di Gunung Merapi, Dieng Plateau, Gunung Bromo, Parangwedang, Gunung Kelut, dan masih banyak lagi. Angkatan penulis, yakni Geofisika 2014, dan juga Geofisika 2015 kebetulan memutuskan tempat FGA yang sama, yakni Gunung Kelut, Jawa Timur. Kenapa ya kira-kira?
Jadi, Kuliah Lapangan FGA terakhir kali dilakukan di Gunung Kelut adalah sebelum erupsi effusif dan pembentukan kubah lava tahun 2007. Selanjutnya, seperti yang sebelumnya sempat disinggung, Gunung Kelut juga sudah melewati fase erupsi eksplosif yang terjadi tahun 2014 lalu. Nah, kuliah lapangan ini diharapkan dapat memberikan informasi kondisi bawah permukaan Gunung Kelut setelah kedua event besar tersebut.
Persiapan kuliah lapangan ini dilakukan sejak setahun sebelumnya. Kuliah Lapangan Geofisika ini selalu menyenangkan dan melelahkan bahkan sejak perencanaannya. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok belajar untuk mempelajari tiap metode geofisika yang akan di akuisisi sesuai dengan kecocokan parameter fisis, rencana target, desain survei, lokasi survei, manajemen waktu, dan lain-lain. Beberapa metode yang akhirnya disepakati diantaranya adalah Metode (1) Gravitasi, (2) Geomagnetik, (3) Self Potential, (4) Audio Magnetotelurik, (5) Geolistrik, (6) Very-low Frequency, dan (7) Pengukuran Suhu. Selain itu adapula metode cadangan yakni pengamatan data seismologi ketika erupsi pada tahun 2014 dari Pos Pengamatan Gunung Kelut. Lengkap sekali bukan? (Sudah bayar mahal dan menyita banyak fokus, jadi serakah semua pengen dipelajarin xD).
Btw kaku banget yah bahasanya 😂 Alert : This gonna be a long post. But it may worth your read 😂
Di kepanitiaan FGA, aku kebagian
jadi anak buah Om Iman di divisi Survei dan Perijinan. Sungguh sesuai dengan
aku yang pecicilan. Dua bulan sebelum pelaksanaan, aku dan beberapa teman
lainnya melakukan survei ke daerah penelitian untuk menyelesaikan perizinan dan
melakukan survei awal mengenai keterjangkauan daerah survei. Semua itu
dirangkum menjadi satu : karyawisata eksklusif . Kenapa eksklusif? Karna
waktu itu, kawasan kawah Gunung Kelut belum dibuka untuk umum dan masih dalam
wilayah proyek. Jadi dengan dalih penelitian, kami mendapat izin untuk masuk ke kawah ketika
wisatawan lainnya hanya sampai di pintu masuk menuju kawah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIoVT269oxfY9vw_rDeeEd3isW8RUYbVMnFE612D3mfEYH0sfU27UB_2E5JNQnnzS7XAoHhEm8IYjGy5y5in1XiWZY8WH1a5WyO6oHVcNRIXBoMS504WN9U3z9eYVHspwsWN-x-Mxs9Mw/s640/1.jpg) |
Bersama rekan satu-satunya cewek sobat ambyar yang ikut survei, Ferda (September, 2017) |
Kuliah
Fisika Gunung Api ini dilaksanakan selama 5 hari lapangan, dan total 8 hari
beserta perjalanan dan presentasi akhir. Jadwal kami sehari-harinya dirangkum
di tabel berikut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjME4jnKaGw97_Tfp-AzmxrJ1_evgG1YCMBtcU0325lv5EvOPV-VTE-_Y5bdjXITkgdYi-hce5IO18mgYUJotFwozdwKt_TilxTYfL0mA4F4xzUW6lFOGcvEoJysHFVcFxB8hxI-dkgA5w/s640/IMG_4393.JPG) |
Suasana Presentasi bersama Pak Imam |
Di
lapangan, sehari-hari kami seangkatan dibagi menjadi beberapa kelompok yang
diacak sedemikian rupa sehingga setiap harinya akan bersama kombinasi orang yang berbeda. Ini
bertujuan agar semua orang tidak hanya mengandalkan perorangan aja untuk
menguasai metode akuisisi dan processingnya. Jadi semua orang akan dipaksa
untuk belajar semua metode setiap harinya. Selain itu setiap
hari tiap orang akan dapet metode geofisika yang beda-beda. Aku sendiri dapet
jadwal sbb:
H1 : AMT/Audio Magnetotelluric/Metode EM yang baru bentangin satu titik
kemudian alatnya ngaco. Alatnya ngambek dan nggak mau dipake sehingga kami
kembali ke Basecamp dan berakhir
dengan ngolah data seismologi erupsi Gunung Kelut tahun 2007. Sebenarnya, metode ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran resistivitas vertikal di bawah permukaan dengan jangkauan kedalaman yang sangat besar (untuk alat ini bisa sampai 1 km, sebenarnya). Tapi apalah daya alatnya emang suka ngambek gitu. Kayak aku.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCoa4E5bl7JHd7KG18DnfmapZAW0fF0Mi3nPCwsVDzzb6BL2XqGKBHSDAsU6iFvvvzwfTclc2F-SY73mbgHtmnnQZtHn_ADWtraIq7AGyNd6g5PBV_0Rpvj71NVuNGO5eIntoZuLt68Mk/s640/2.png) |
Satu-satunya foto estetik bersama stratagem di Fieldwork kali ini. Karena setelah ini alatnya ngambek xD (27 Desember 2017) |
H2
: Geolistrik dipol-dipol. Alhamdulillah ini lancar dan datanya sesuai target.
Dan masuk area kawah pertama kali. Nah kalau ini digunakan untuk memetakan persebaran resistivitas pada zona yang dekat dengan permukaan (near surface). Meskipun jangkauan kedalaman nya lebih kecil dari AMT, namun metode ini dapat menghasilkan profiling resistivitas yang lebih baik resolusinya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzS8wzHFRaVqKPvAmwlsuCAxo-jkF3YPDBDAA7wdMjppd-KkxBYrLnKpCKk5o7-kxMKU7hQpTDI9HBK53iha_u9CerwnQ7zUZKDGdTEELAdLiVYJINwDEGkuvoKGIarcMH5-Go8CNkSM0/s640/2.jpg) |
Foto bersama tim geolistrik hari itu. Bersama mas Ahre GF12 dan Mbak Sarah GF13 yang dengan sabar dan rebahan menemani kami akuisisi data (28 Desember 2017) |
H3 : Magnetik. Tersangka utama yang
menyebabkan muka ku kebakar, literally gosong, ngelupas, perih, wes ireng
tambah ireng, dll. Puanase Masya Allah. Adanya Gus Mangklek di kelompok tidak
serta merta membuat hari itu menjadi adem L Walaupun begitu tetep puas karena
dapet foto estetik macam ini :
Metode magnetik ini outputnya adalah berupa peta anomali medan magnet residual yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi bawah permukaan yang dikontrol oleh sumber anomali magnetik.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRpcREM55DpRrMbLiraLB_B-xeQqH4W6mKpc0_CSpQ9Pe_YwDmKi89vVs7CeGIUiprkM-sVmdct6e3LwNrPLFTPeMkFON3RasBRfOLDyEVmeaArIlpxHc6_9jhAt7OBPVlVyEQrunbxGo/s640/Screenshot_2019-10-19-22-40-53-047_com.instagram.android.png) |
Foto tim metode magnetik bersama Mas Asisten militan : Mas Dheny GF13 |
H4 : Gravity for lyfe because this is my favorite method 💓. Titik pertama
langsung tracking ke puncak dan ngukur di tepi tebing. Seru sih. Best day lah
ini pokoknya 😂
Nah, metode gravitasi sendiri dapat memberikan informasi persebaran densitas di bawah permukaan. Bahkan bisa digunakan untuk mengetahui posisi dan bentuk dari kantong magma di bawah permukaan Gunung Kelut ini jika sebaran datanya baik. Namun, kondisi topografi di Kelut ini sangat curam dan hanya sedikit area yang dapat diakses. Sehingga hasil interpretasinya pun akan terbatas.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIv2Wfh1RxMXZ9nLzFUCH_ruIQ2GGZtJIJmZZ88Ixbnji0sTWeoke1XUoA7m2krNdPk_fN0rUXb0e9VA25SdAmO2NJ-cCMMsRuRH52BNcL6nwR7vj3OQjfTu58Tsl3GrLmaZCp2ieSRcE/s640/IMG_4741.JPG) |
Foto bareng di Puncak Lirang setelah dapet data. Bareng mas asisten terbaik mas kesawa GF12 dan mas adit GF13. Dan juga mbak mbak galak yang ternyata kocak, aka mbak itak (30 Desember 2017) |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_fwbRQX27xGaFsh16DPQ-OC-Z5HplmIoeGmk5B9Ckrqc1939U0BhKkqsKNMPgzfh7FT-s2xbQT9Z7fXauBIg36zuhzmyL282SV-jq8XZmVIDXnYgxtxVd-bk17TT3XypzLkZRFAWz_40/s640/IMG_4750.JPG) |
Aku dan bebi gravity meter kecintaan saat membantu Gus Mangklek mengintip jarum pegas (30 Desember 2017) |
H5 : Kayaknya SP kalo nggak salah. Soalnya asistene Mas Kempot xD. Ya ini seru juga sih. Hari terakhir dapat lokasi di kawah. Jadi masih bisa foto estetik, hehe. Metode lain kebanyakan hari terakhir udah di luar kawah soalnya.
Nah, walaupun metode ini alatnya paling kecil dan simpel, sesungguhnya metode "Self Potential" ini sangat powerful lo. Metode ini dapat memberikan informasi mengenai zona-zona lemah di sekitar kawah Gunung Api yang ditandai dengan tingginya nilai konduktivitas. Jadi bisa digunakan ntuk memetakan arah orientasi zona lemahnya dan dihubungkan dengan struktur geologi di bawahnya. Keren kan. Nah tapi ilmuku cetek sekali di bidang per-SP-an ini. Otak ku perlu di setrum dulu biar paham konsep COP-COP an SP. Wkwkwk
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZAjbbDFRCai_k948eaqNPOVNgz6-E_kEoy9Vbel4DX1CkuVBa9r39e5cvb19gLPJKyppcfV82OOmbCB1Z9dj5g5vnO58seHGtMxXaCT-5uCe7LxQMjya_Z3J0UThqskCAjyMhvEQpP-U/s640/IMG_4779.JPG) |
Hari ke 5 bersama Om-om kuli gulung kabel dan gembot multimeter tercinta (31 Desember 2017). Diambil di bawah magnificent coloumnar joint di dalam Kawah Gunung Kelut |
Selain foto-foto diatas, berikut
adalah beberapa foto lainnya yang bisa memberikan gambaran kegiatan Kuliah
Lapangan Fisika Gunung Api tahun 2017-2018 lalu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibYsOBZbAKIeOjy7Hyh4CfnMfPHNNfsO5i8nE9Q7FlMR0kAmDSB1OgqBi9op4i3b3jHGg8mngiOuKyuVCS3GPCDKFr6DPK-9cVaokXj6OHNwyPUlNYJSJoj3AW0nBrh_s5aLX8__TAWAI/s640/IMG_4565.JPG) |
Kawah dan para penyu Geofisika 14. Terlihat seperti tengu di gumuk pasir luar angkasa. |
Walaupun kalau dari foto, Kawah Gunung Kelut terlihat sempit, pada kenyataannya kawah ini sangat luas sekali. Kuliah lapangan disini sangat menyadarkan bagaimana kami, manusia-manusia pecicilan ini, sangatlah kecil dibandingkan alam dan ciptaan-Nya yang lain.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNySjoiIU5eg7w0QfCx5rRg1w0-sV2vPXuEIXngkt4WPwMFvFpiHKsCCSJof6_HgaCbE7qMIdajQN-YpYKu2bQH_eNi9kup7_NbH-P9EEwWYUxIseVUVNrpYgSvHoT2R2FsXTjl8m6HEg/s640/IMG_4582.JPG) |
Kami dapat ngglengsor dimana saja. Beruntung pasir di kawah kelud sangat ndlengsorable |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCkIVt1bWIK2-5N0m1JPcsYzVBRkExoTFywxLlNrIDZtjBYkLDueeb74LLGmIqxgLwRLEATEt4Kqbg8d9cneGu8V6IYn7NexNEQw-aDwIAhtoCCwHUisGvvfpfdWySklbxob1eknwkPwA/s640/IMG_4590.JPG) |
Proses akuisisi data Gravity dan GPS dengan background Kawah Gunung Kelut dengan air sulfurnya |
Kalau pemandangan pas akusisinya ja kayak gini, siapa yang nggak betah coba? :D
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDjLkeY4ChqrIK3pPpuJnDvtp3iupE9lJXLJGQpiBjcGVjG3pIuS1K5Jqth5e2NYKBOTiV3boUYrnhUUIsssfb1Wou30C7GZiD-aZnWe8RTIlDvaMcFH8V1yv0pJx4sl3v_ScNvusQhWc/s640/IMG_4862.JPG) |
Foto sesudah selesai presentasi paper dengan wajah ngantuk dan lemas lesu setelah begadang ngolah data dan bikin paper. Beginilah kondisi basecamp (Aula Pos PGA Gunung Kelut), tempat presentasi merangkap ruang makan, merangkap ruang ngolah data, merangkap tempat tidur cowok-cowok. |
Nah segitu dulu
ceritanya. Tadinya sempat berfikir untuk nulis sedikit-sedikit tentang hasil
risetnya. Selain itu, tepat setahun berikutnya, yakni 26 Desember 2018 s.d 8
hari berikutnya, aku kembali ikut FGA kedua kalinya, dengan tanggung jawab yang
lain yakni sebagai asisten gravity. Mau diceritain juga sebenernya
pengalamannya. Tapi akan jadi super panjang banget postingannya. Apakah perlu
dibikin part 2 ? Hehehe
Credit Picture
-Personal Documentation
-PDD of Panitia FGA Angkatan 2014